KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga batubara yang meroket dalam beberapa bulan terakhir turut mendongkrak kinerja PT Transkon Jaya Tbk (TRJA). Seperti diketahui, harga batubara global sedang berada di level tinggi, bahkan masih betah di atas level US$ 200 per ton.
Adapun, pendapatan dan bisnis penyewaan kendaraan TRJA masih didominasi dari segmen batubara dengan kontribusi hingga 85%. Corporate Secretary Transkon Jaya Alexander Syauta menggambarkan, selain permintaan sewa yang meningkat, pembayaran dari pelanggan pun lebih lancar.
“Permintaan meningkat cukup signifikan dan pembayaran dari pelanggan juga lancar, tepat waktu. Sehingga kondisi kas perusahaan beserta kinerja keuangan baik,” ujar Alexander saat dihubungi Kontan.co.id, akhir pekan lalu.
Kondisi ini diyakini berdampak baik bagi pendapatan dan laba bersih perusahaan. Meski belum membeberkan secara rinci kinerja keuangan hingga Q3-2021, tapi Alexander optimistis pendapatan TRJA bisa tumbuh dibandingkan Q3-2020. “Kami mengharapkan pertumbuhan sekitar 5%-6% di akhir periode Q3-2021,” imbuhnya.
Momentum ini pun merangsang TRJA untuk agresif mengejar kontrak-kontrak baru, serta menggelar ekspansi guna menambah armada baru. Dari sisi raihan kontrak, TRJA sudah membukukan sekitar Rp 219 miliar hingga Q3-2021.
Kontrak yang didapat utamanya berasal dari penyewaan kendaraan di segmen pertambangan batubara, nikel dan infrastruktur. Dalam tiga bulan terakhir di 2021, TRJA akan mengejar capaian kontrak baru di kisaran Rp 343 miliar. Dengan begitu, TRJA memproyeksikan bisa mengantongi total kontrak sekitar Rp 562 miliar pada akhir tahun ini.
“Target perolehan kontrak sampai akhir tahun diperkirakan di angka Rp 562 miliar. Dalam 3 bulan ke depan akan dikejar untuk kontrak-Kontrak baru supaya mencapai target tersebut,” sebut Alexander.
Untuk menopang kinerja dan operasional, TRJA juga agresif dalam menambah jumlah armada. TRJA sudah menambah sekitar 300 kendaraan berbagai jenis, seperti jenis light vehicle, light bus dan light truck.
Dalam memuluskan ekspansi armada tersebut, TRJA merealisasikan belanja modal (capex) sekitar Rp 120 miliar, melebihi yang dianggarkan pada awal tahun 2021. Adapun sumber pendanaannya berasal dari kombinasi kas internal dan pembiayaan leasing.
“Kami memprediksikan akan menggunakan lebih dari yang sudah kami anggarkan, oleh karena permintaan penyediaan sewa kendaraan yang cukup tinggi dari sisi pelanggan,” ujar Alexander.
Sebagai bagian dari inovasi layanan, TRJA juga masih berupaya mengembangkan layanan kendaraan listrik untuk pertambangan. Kajian dan diskusi bersama Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) terus dilakukan TRJA. “Sampai saat ini kami masih terus melakukan pertemuan dengan ATPM Kendaraan Listrik dan melanjutkan riset terkait penggunaannya di wilayah pertambangan,” pungkas Alexander.